Sajak Kakus
(sebuah sajak pesanan tengah malam)
: Muhadzdzier M. Salda
tentang kakus
tentang buang hajat dalam keramaian
kau yang meraup untung dari pesing bau kencing
tentang kakus
tentang bagaimana bersikap wajar atas rendah orang pandang
kau yang tersenyum saat bau kentut menyeruak bersama angin buruk
tentang kakus
tentang euforia buang hajat bersama
sambil antri sambil memandang tarif harga-harga
1000 untuk kencing biasa
1500 untuk kencing sedikit lama
2000 untuk buang hajat belaka
2500 untuk buang hajat sambil melakukan hajatan lainnya
nah, tarif telah terbagi dan tertera
kau tinggal duduk menunggu di depan pintu
masih tentang kakus
tentang satu-satunya bilik tinja di acara budaya
kau tak bergeming walau kentut telah berubah jadi kabut
masih tentang kakus
tentang bagaimana bersikap ramah ke sesama
kau yang banyak diam sambil sesekali menyiram kloset berwarna
melulu tentang kakus sampai sepuluh hari sepuluh malam lamanya
maka hari kesebelas atau malam keduabelas
ajaklah aku minum kopi bersama
bercengkerama sambil bercerita tentang
pesingnya pekan budaya kita
sungguh kau kuharap selamat dari
azab orang-orang budaya
yang ternyata mereka adalah
orang yang sebenar-benar berwajah kakus
: Muhadzdzier M. Salda
tentang kakus
tentang buang hajat dalam keramaian
kau yang meraup untung dari pesing bau kencing
tentang kakus
tentang bagaimana bersikap wajar atas rendah orang pandang
kau yang tersenyum saat bau kentut menyeruak bersama angin buruk
tentang kakus
tentang euforia buang hajat bersama
sambil antri sambil memandang tarif harga-harga
1000 untuk kencing biasa
1500 untuk kencing sedikit lama
2000 untuk buang hajat belaka
2500 untuk buang hajat sambil melakukan hajatan lainnya
nah, tarif telah terbagi dan tertera
kau tinggal duduk menunggu di depan pintu
masih tentang kakus
tentang satu-satunya bilik tinja di acara budaya
kau tak bergeming walau kentut telah berubah jadi kabut
masih tentang kakus
tentang bagaimana bersikap ramah ke sesama
kau yang banyak diam sambil sesekali menyiram kloset berwarna
melulu tentang kakus sampai sepuluh hari sepuluh malam lamanya
maka hari kesebelas atau malam keduabelas
ajaklah aku minum kopi bersama
bercengkerama sambil bercerita tentang
pesingnya pekan budaya kita
sungguh kau kuharap selamat dari
azab orang-orang budaya
yang ternyata mereka adalah
orang yang sebenar-benar berwajah kakus
Comments
Post a Comment