Padahal, Kita Sedang Menuju Tua

tidak sedang dalam beban pikiran, Kembang Tanjong, 2009
kenikmatan hari tua adalah menatap yang senja. sebab kesenjaan adalah sama tuanya dengan apa yang sedang kita alami sekarang ini. maka kemudaan di sebalik yang tua-tua adalah merasa enjoy saja dengan suasana yang ada. tak ada beban pikiran. tak ada hutang janji yang belum tertepati. semua yang pernah dikerjakan seperti usai sudah. dan sekarang, kita tinggal duduk bersahaja. menikmati. ya, menikmati sambil menanti.



hanyut dalam seruput, Kembang Tanjong - Pidie, 2009 
nantinya kita juga berkeriput. nantinya kita sudah tak butuh iklan-iklan kecantikan. tak butuh pula kita akan perawatan-perawatan yang butuh biaya tambahan. maka ketika keriput hinggap, jika kita tak salah tanggap (tak takut dengan tua datang), pikiran tak lekas-lekas pengap. hanya syukur saja yang ada. syukur yang terpanjat sambil menikmati apa-apa yang bersisa. kita pernah menikmati yang manis -manis di masa muda. maka kita juga akan merasakannya ketika tua. 
dua pegangan, Kembang Tanjong, 2009 
Semua di antara kita akan menuju tua. Ketuaan yang tak dapat dicegah oleh sesiapa. Kecuali maut. Namun jikapun maut datang mencegah sebelum datang tua, adalah ia dikata sebagai yang mati muda. Tapi ketuaan adalah arah menuju maut itu sendiri. Maut yang tak dapat ditebak. Tak ada yang dapat menebak maut. Siapa pun dia. Tak bisa menerka kedatangannya. Mungkin ketika ketuaan sudah di ambang, mematut-matut diri sambil menghitung-hitung jumlah almanak yang adalah salah satu upaya. Selain terus berdo'a dan berkekalan kita dengan segala perbuatan yang mengandung pahala, kita butuh pegangan ketika berjalan. Apa saja yang dapat digapai dan digenggam tangan. Apa saja. Segala apa yang sesuai dengan jalan pikiran. 
dalam kerutinan, Meureudu - Pidie Jaya, Januari 2009
akhirnya kita akan tetap rutin menjalani hidup. rutin dan tak pernah membatin tentang sesuatu yang belum kesampaian misalnya. hidup terus saja dalam usaha dan do'a. maka kerutinan apakah yang menyangkal pentingnya usaha dan do'a? semua menjadi serba rutin, ketika kita hanyut dalam makna dua kata tersebut. tak mengenal usia malah.  




Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra