Posts

Showing posts from January, 2015

Pelajaran Menggambar

Image
Untuk satu kegiatan ini saya tak ingin muluk-muluk. Saya menyebutnya kegiatan menggambar. Belajar menggambar lebih tepatnya. Saya tak menyebutnya melukis. Sebab saya tak bisa melukis sama sekali. Dasarnya, menggambar yang telah saya geluti dalam semingguan ini tak lebih sebagai pelarian dari rasa suntuk belaka. Perasaan suntuk yang entah datang dari mana, terus menggerogoti pikiran sehingga saya seperti tak tahu harus berbuat apa. Maka kanvas kelak memberikan jawabannya. Adalah iseng atau sekadar ingin coba-coba menggoreskan kuas atas kanvas pertamanya. Tapi kemudian, setelah merasakan bagaimana asyiknya mengkombinasikan cat sehingga lahir warna yang kita suka, setelah merasakan bagaimana asyiknya menggores kuas atas kanvas dengan membayangkan objek-objek yang akan kita gambar nantinya, tiba-tiba saya mendapati diri serupa anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Sadar bahwa dengan menggambar suntuk di pikiran buyar seketika, maka menggambarlah saya. Dipandu Idrus bin Harun, sal

Membunuh Kecoa Dalam Kepala

Image
“Membunuh Kecoa Dalam Kepala.” Sederet ini kalimat mungkin terbaca aneh. Tapi kalimat inilah yang kemudian menjadi alasan terkuat saya kenapa menulis itu penting. Agak bernada subjektif. Namun kecoa-kecoa yang berkeliaran di kepala tentulah harus dibasmi cepat-cepat, agar tidak sempat beranak-pinak, membangun koloni hingga menggerogoti sel-sel saraf di otak dan menjadi beban pikiran yang memungkinkan saya mengalami mimpi buruk baik sedang tidur siang apalagi tidur malam. Sejatinya sederet kalimat ini saya dapat dari mulut seorang sastrawan Aceh, Azhari Aiyub, pentolan salah satu lembaga yang bergerak di bidang seni dan kebudayaan di Aceh, Komunitas Tikar Pandan. Kalimat ini saya dapat pada tahun 2007. Saat saya terdaftar sebagai salah satu peserta kelas menulis Seuramoe Teumuleh yang diselenggarakan oleh Kata Hati Institute. Azhari salah satu pematerinya. Saya ingat, pertama sekali membuka kelas pada pagi yang baik itu, Azhari melempar sebuah pertanyaan, “Untuk apa menulis?” Seis

Banda Aceh Semalam Suntuk

Image
Antara senja dan subuh yang berpaut jauh, melintas di tengah-tengahnya: Kunang-kunang. Lampu pijar, lampu jalan. Jangkrik. Kepak kelelawar. Kedai kopi Black Jack yang meja belakang dekat rak mie dipenuhi para ronin tanpa katana. Suara burung hantu. Derit ranjang di kamar menantu. Kelakar suntuk pengidap insomnia. Hasrat tak sampai pasangan yang tengah telponan ria. Purnama dibalut mendung. Samar bintang juga gara-gara mendung. Angin dari balik bukit Goh Leumo. Twitter gaduh tentang krasak-krusuk di Casanemo. Seduh bandrek dan gorengan di jembatan Lam Teh. Patroli WH. Sirine ambulans dari arah Lhok Nga. Parkir semrawut bis Anugrah, Sempati Star, Kurnia di badan jalan Mr. Muhammad Hasan-Batoh. Macet di depan Mall Suzuya dan Rumah Sakit Harapan Bunda. Becak berstiker free wi-fi berhenti di Taman Sari. Musang yang nekat nyebrang jalan via kabel listrik. Satpam terkantuk-kantuk di pos jaga kantor Gubernur. Basement Hermes Palace Hotel yang entah masih ada 'live musik'-nya atau

Reviev Buku Pelajaran Pertama Bagi Calon Politisi

Image
Ini buku kumpulan cerita pendek (cerpen). Karya Kuntowijoyo, yang oleh Bakdi Soemanto -Guru Besar Ilmu Budaya UGM yang bernama lengkap Prof. Dr. Christoporus Soebakdi Soemanto, S.U- dalam pengantar buku menulis, "Hingga sekarang saya belum yakin benar apakah Prof. Dr. Kuntowijoyo seorang sejarawan yang menulis fiksi atau seorang novelis, penulis lakon, penyair dan penulis cerpen yang suka sejarah." 15 cerita pendek yang terkumpul dalam buku ini adalah cerpen-cerpen yang pernah dimuat Kompas antara pertengahan tahun 1990-an sampai awal 2000-an. Membaca cerpen-cerpen dalam buku ini sama halnya seperti mengikuti keseharian orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan hidup kita, tapi hasilnya sangat bermakna. Keseharian orang-orang kecil, seperti seorang kampung yang entah siapa namanya dalam cerita Anjing-anjing Menyerbu Kuburan, yang karena himpitan hidup terpaksa cari jalan pintas dengan mendalami ilmu hitam yang pada ujian akhirnya harus membawa lari se