Posts

Showing posts from 2013

Misalkan Masih Ada Rupa

Image

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra

Sekali ini saya kepincut tulisan di dinding facebook-nya Linda Christanty. Sastrawan terkenal itu. Tulisannya berisi pidato sastra acara Napak Tilas Rendra di Taman Ismail Marzuki. Pidato ini milik Remi Sylado. Juga sastrawan yang tak kalah terkenalnya dengan nama yang saya sebutkan sebelumnya. Setelah sampai di laman blog saya ini tulisan akan bersanad seperti ini: Dikutip dari status sastrawan terkenal bersandar pada tulisan kepunyaan sastrawan yang tak kalah terkenal. Tulisannya tidak lengkap. Hanya penggalan saja. Tapi isinya cukup menggelitik. Apik! Begini isi orasinya:

Ayah, Izinkan Aku Tak Ikut Tes PNS

Image
Apa boleh buat, rata-rata calon mertua kampung saya hanya bisa 'ditembus' jika sang lajang bekerja di pemerintahan. Sementara bagi hampir semua orang kampung, PNS adalah ukuran ideal sebuah pekerjaan. Celakanya, ini anggapan sudah begitu membumi sampai-sampai pernah saya dengar celetukan seseorang di warungkopi. Isi celetukannya, "Si agam lon mantong hana jeulaih. Lon yue ikot tes PNS, han ditem. Hana galak jeut keu ureueng jih. Susah that aneuk miet lawetnyoe. Padahai kalheuh lon peugah, meunyoe ditem ikot PNS kali nyoe, blang lhee naleh jeh jadeh kulego. Aleh peu galak that jeut keu wartawan. Padahai ka diteupeu sinan peng cit meuna meutan." Maka hari ini, tibalah hari yang mencengangkan itu. Puluhan ribu muda-mudi bergelar sarjana dan sarjani bangun pagi-pagi sekali. Yang agak kesiangan bisa dipastikan tidak sempat mandi, gesek deodorant apalagi gosok gigi. Yang bangun sebelum subuh bisa ditebak, kalau mereka bisa agak santai sedikit. Bisa dand

(Ironisma) Taman Perdamaian Fadhlan Bachtiar

Image
Uraian tali plastik disimpul sedemikian rupa membentuk sebuah jaring besar tertambat pada sebatang pohon angsana yang tumbuh persis di depan stan Jaroe (Jaringan Aneuk Rupa Nanggroe) di Taman Sari, area Piasan Seni Banda Aceh 2013. Jaring dari temali itu ditambatkan pada akar pohon yang timbul menjalar atas tanah. Dalam rangkaian jaring, menempel sejumlah benda pada batang pohon yang daunnya cukup rindang. Diletakkan pada kursi yang dililit pita tiga warna; merah, kuning dan hijau, benda tersebut berupa sebidang triplek yang di atasnya memuat apel bertancap paku di sekujurnya, stik playstation, dan pisau dapur. Sementara pada tripleknya sendiri bergambar bintang daud berwarna biru khas bendera negara penjajah bangsa Palestina.  

Meureudu, 18 September 2013

Image
    Sehari pasca kebakaran keudee Meureudu

Menelusuri Makam Sultan Aceh Pewakaf Blang Padang Untuk Masjid Raya

Image
Sabtu pagi, 2 Maret 2013, saya berkesempatan pergi ke sebuah makam yang terletak di Jl. Mohd. Jam Banda Aceh. Persis di belakang sebuah kedai kuliner, warung bakso Hendra Hendri. Menuju lokasi makam, kita harus melewati gang yang sama untuk masuk ke warung bakso Hendra Hendri. Setiba di sana, sebuah plat kira-kira seukuran 2x kertas A4 menempel di tembok pagar Kantor Departemen Agama Kota Banda Aceh. Plat itu terbuat dari kuningan dan tertulis keterangan dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Aceh, Inggris dan Indonesia. Dalam bahasa Aceh terbaca: “Makam Poteu Jeumaloy” “Di sinoe makam Sultan Jamal ul-Alam Badr ul-Munir, Sultan Aceh Darussalam keuturunan Arab nyang mat keurajeuen bak thon 1703 – 1726 M.” Beberapa referensi sejarah menulis namanya sebagai Sultan ke-20. Tapi ada juga yang menyebutnya sebagai Sultan ke-21 dari semua Sultan yang pernah memegang tampuk kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam. Sultan Jamalul Alam Badrul Munir merupakan nama lengkap sultan itu. Dia meme

Abuwa Min, Sang Pahlawan Adipura

Image
LALU-lalang kendaraan di Jalan Sudirman, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh, tak menganggu lelaki tua itu, Rabu sore, 12 Juni 2013. Di depan sebuah musalla, di bawah sebatang pohon palem yang tumbuh di atas trotoar, ia mengaso. Ia duduk memanfaatkan beton trotoar sebagai alas. Sebatang rokok daun nipah disulutnya. Matanya menerawang jauh, seperti menembus seliweran kendaraan bermotor yang dengan deru suaranya saja terasa memusingkan kepala. Tapi pria itu duduk santai seperti tak peduli. Tubuhnya yang kurus dibalut seragam warna orange. Ia memakai sepasang sandal jepit warna biru yang alasnya mulai menipis. Namun di balik kulitnya yang keriput, pria ini seperti menyimpan ketegasan dan wibawa.

Makna Sastra

Image
coretan pena di ruang kuliah, Feb. 2012 Bermula jikalau engkau ditanyai orang kenapa sastra dibutuhkan dunia? Kau boleh jawab tidak semua realita, tidak semua fakta dan tidak semua berita bisa dimaknai dengan akal logika. Sebab, sungguh dunia ini penuh dengan tamsilan, perumpamaan, imaginary , dan lain sebagainya, hingga memungkinkan sastra itu ada. Namun, setelah kau jawab begitu rupa, dan seseorang menanyakan kembali rujukan mana jawaban itu punya pasal?  Kau sebutlah, di zaman yang serba apatis ini, orang-orang tak lagi hidup sebab rujukan. Selama ia pernah menggunakan akal, otak serta hati dalam beberapa masalah dengan baik dan benar. Jika ditanyai kembali tentang standar baik dan benar.  Kau tukas saja, "Baik dan benar adalah perilaku yang manakala ia dirujuk atau diteladani orang, para perujuk dijamin tak merasa berdosa, dan tak akan membuatnya gila sebagai bentuk penderitaan dunia." Maka jikalau engkau dicemoohi sebab jawaban yang tak dapat dipe

Berita Tololnya Orang-orang NASA

Suatu kali, ketika di angkasa luar seorang astronot NASA dalam pesawat ulang-aliknya ingin menulis surat cinta untuk seorang kekasihnya yang tinggal di bumi. Sambil melayang-layang dengan seragam serupa robot itu, ia merogoh kocek. Diambilnya kertas, setelah pulpen sudah di tangan kiri. Ia torehkan kata-kata cinta yang tulus ikhlas dengan segenap hati. Tapi apa pasal. Angkasa luar bikin tinta beku. Pulpen tak fungsi, kata cinta tak bisa tertoreh di kertas. Petugas NASA keki. Hilang akal kecuali mengingat sekuat tenaga kejadian ini untuk disampaikan pada petinggi-petinggi penting sesampai di bumi. Agar kasus ini harus dilakukan penelitian agar di lain hari tak lagi terulang. Singkat cerita, kejadian yang dikatakan oleh petugas yang baru saja kembali dari luar angkasa itu dicari penyelesaiannya dengan penelitian. Lantas disahkan penelitian tentang mencari tinta pena yang tidak buku di luar angkasa yang melibatkan puluhan ilmuwan dunia. Melibatkan anggaran milyaran dollar

Masalahnya Kita Tak Pernah Benar-benar Punya Masalah

patutlah kukata tak ada masalah di dunia. sebab kita terlahir oleh musabab canda tawa. juga bersebab lenguh pelan dua orang tua saat masih menumpang tidur di rumah mertua. dan mertua tak pernah memasalahkannya kecuali makin giat membawa pulang makanan bergizi untuk disantap sang menantu ketika siangnya. kelak kita terlahir dengan tangisan suka cita. kelak kita terlahir dengan ucapan dan selamatan sampai tetangga kekenyangan tanpa bisa berkata apa. patutlah kukata tak ada masalah di dunia. pun ketika kita tumbuh besar, masalah hanya ada ketika sesuatu yang telah kadung besar tak punya tempat unjuk gigi untuk sekadar memberi bukti betapa telah demikian besarnya yang kita punya, yang kerap tanpa diduga bisa menggelapar sendiri tanpa terkontrol serupa beban di ketinggian yang jatuh oleh sebab putus katrol. kau tahu masalah itu apa? ya itu dia. masalahnya kita tak pernah benar-benar punya masalah. tak celaka. tak mengapa. sebab celaka tak lebih penting tenimbang bagai

Mengenangmu, Don Pablo - II [Berita Kematian Pablo Neruda]

"Prosesi penguburan dimulai di rumah sang penyair, di mana almarhum semula disemayamkan ditemani istri dan saudara-saudara perempuannya. Ruangan bekas tempatnya disemayamkan itu, bekas perpustakaannya dulu, kini kebanjiran dan penuh lumpur. Buku-buku dan dokumen-dokumen mengapung di air lumpur bersama perabotan. Sehari sebelumnya tentara membelokkan arah aliran sungai kecil ke rumah itu dan mereka menghancurkan apa saja yang mereka lihat dengan popor senapan mereka dan baru pergi setelah rumah itu kebanjiran. Peti mayat sudah dipindahkan dan sekarang sedang dipanggul oleh beberapa kawan sang penyair. Hanya sedikit yang hadir menemani istri dan saudara-saudara perempuannya dan duta besar Meksiko Martinez Corbala. Seorang bertanya, lalu dijawab, "Pablo Neruda." "Apa?" "Ya, Bung, Pablo Neruda." Dan perlahan-lahan berita itu menyebar, dan nama itu membuka pintu-pintu dan jendela-jendela, muncul di toko-toko yang sudah hampir tutup, turun dari tia

Mengenangmu, Don Pablo

Image
sumber: enothing Dari beberapa sumber, aku paham kau yang bernama lengkap Ricardo Eliecer Neftalí Reyes Basoalto lahir Juli, meninggal September: 12 Juli 1904 - 23 September 1973. Maka awal Agustus ini, seabad lebih atau puluhan tahun rentang waktu lahir dan meninggalmu itu, aku ingin menulis tentangmu. Namun jujur adalah modal keberanianku untuk sekadar menoreh nama besarmu: Pablo Neruda panggil dunia. Mesti diakui, aku baru mengenalmu sekitar tiga tahun silam. Tahun-tahun ketika kampung kami baru saja lepas dan merangkak-anjak dari dua malapetaka raya: perang dan bencana.

'Mabok Halal' Ala Kopi Aceh

Image
"Di Aceh tak ada minuman halal lain yang bikin pening alias mabok kecuali kopi. Yang haram tapi bikin mumang? Ada, dan saya tak bilang banyak. Kalau mau dicari Ie Jok Masam salah satunya."

Ramadhan & Pesona Masjid Raya Baiturrahman

Image
Beberapa foto berikut saya ambil tanggal 13 Juli 2013, memakai kamera hape butut merek Nokia 5230. Mencoba mengkeplorasi pesona landmark kebanggaan masyarakat Aceh ini, maka saya coba potret Masjid Raya Baiturrahman dalam potongan-potongan tersendiri dari beberapa sudut. Maka sila memanja mata jika kiranya foto-foto ini memang baik untuk mata.

Timun Ayah Jamal Yang Tak Sama Dengan BBM

Image
sebelumnya tulisan ini telah dimuat di atjehpost.com PEUNAYONG masih dirundung gerimis setelah beberapa jam sebelumnya hujan mengguyur deras, Rabu siang, 19 Juni 2013. Di Jalan Kartini, salah satu pusat pasar sayur di Banda Aceh, aktivitas pedagang tetap berdenyut. Air hujan yang menggenangi sebagian jalan berlubang membuat sepanjang jalan ini becek. Namun kondisi seperti ini tak menyurutkan pedagang sayur yang berjualan di pinggir badan jalan menggulung lapak dagangannya. Seliweran sepeda motor dan becak yang keluar masuk, ditambah teriakan para pedagang menegaskan daerah ini adalah salah satu tempat tersibuk di kawasan Peunayong. Di salah satu los jalan ini, seorang lelaki paruh baya duduk bersila. Di depannya, di pinggir badan jalan yang becek, beberapa karung bekas ditambah dengan plastik hitam digelar sedemikian rupa menjadi lapak barang dagangannya. Kecuali terdapat beberapa jenis sayur seperti labu air, labu tanah, terong, gambas (boh pik), lengkuas, dan daun pan

Sebab Janji Uang Meugang

Image
Di depan pagar Meuligoe Gubernur Aceh, orang-orang berkerumun. Ibu-ibu, calon ibu-ibu, anak-anak dan biangnya anak-anak sepakat teriak. "Mana Gubernur? Mana Pak Zaini? Kemarin katanya dibagi uang meugang hari ini. Mana buktinya. Kami butuh daging, untuknya uang Rp100 ribu jadi penting. Mana? Mana? Uangnya mana?" Aku bayangkan jika uang tak ada di dunia, orang-orang yang berkerumun itu tak mesti membuat capek pita suara. Aku bayangkan jika jabatan Gubernur tak ada, orang-orang tak akan sanggup pergi ke Jakarta jika memang jabatan Kepala Negara memang sudah wajib ada. Tapi nyatanya, hari ini, di kediamannya yang resmi, Gubernur dikepung. Dikurung. Dua pintu gerbang masuk ditutup rapat. Di pintu pagar itu pula orang-orang berkerumun bersandar-rapat. Beberapa becak terparkir di pinggir jalan. Beberapa bapak-bapak berdiri di belakang perempuan. Semua menghadap pagar. Ratusan paha mereka juga membentuk pagar. Seperti ingin mengatakan, "Jangan biarkan siapa pun keluar! Seek

Ganja - II

Image
"When you smoke (ganja), you don't want to war."  [Bob Marley] Sambil berkelakar kukatakan, sampai saat ini kami percaya selama tanah masih subur untuk 'ganja', selama itu pula kami tak pernah tahu bagaimana hidup sejahtera. "Benarkah? Tolong kirim aku ganja," tukasnya. "Tapi di sini, kami tak serupa negara. Kami tak mengutuknya kecuali diam-diam mendewakannya dengan menyimpan dalam kepitan selagi kami pergi kemana-mana," elakku segera.   Ganja di sini adalah apa saja yang membuat orang-orang lekas fly, lekas buai, atau malah cepat terkulai. Ganja bisa berarti belitan hutang di tambah tunggakan kreditan. Ganja bisa bermakna kebelet kawin sementara calon mertua memasang tarif mahar calon pengantin di atas rata-rata. Ganja juga bisa kami artikan serupa masalah pemerintah yang tertimpa ke pundak rakyatnya, sementara wakil rakyat sering silap ketika bicara di media massa. Atau boleh jadi ganja dimaknai dengan seduhan kopi pag

Konser Iwan Fals Di Blang Padang & Pawang Hujan?

Image
Berdasar kondisi cuaca Banda Aceh selama beberapa pekan terakhir, barangkali agak tak masuk akal kalau konser 'Presiden Musisi Indonesia', Iwan Fals bisa berjalan mulus. Hujan mengguyur sekujur Aceh sepanjang bulan Juni ini. Khusus Banda Aceh dan beberapa daerah lainnya, terpaan angin kencang seperti menggenapkan keadaan kalau kondisi begini rupa sangat tidak bersahabat untuk membuat pagelaran acara out door . Namun Iwan Fals, legenda hidup dunia musik Indonesia tentu tak bisa menggeser jadwal manggung di Banda Aceh yang sudah jauh-jauh hari disusun schedule itu. Maka sabtu malam, 15 Juni 2013, sekitar pukul 21.00 WIB, naiklah sang maestro musik ini ke pentas yang disediakan dengan ikhlas oleh panitianya TOP Coffee. Konser berjalan lurus, mulus, tanpa ada cacat suatu apa. Kalau pun ada cacatnya, itu tak lebih dari teriakan konyol penonton-penonton tak tahu adab, tak berpendidikan ketika sekelompok anak muda tanah Gayo menampilkan seni tari tradisi Didong yang telah menduni

Yang Lain Di Simpang Lima

Image
Aku temukan orang-orang diam menikmati deru kendaraan di traffic light Simpang Lima. Aku temukan beberapa pekerja taman, menggali trotoar jalan dengan sabar. Tak menoleh ke muka siapa pun, sementara di badan jalan, orang-orang yang berhenti menunggu lampu hijau nyala memperhatikan mereka dengan berbagai cara pandangnya. Aku temukan juga serombongan gadis chinese berjalan bergandengan menyebrangi badan jalan sambil saling bercengkerama satu sama lain.Sore di tengah hiruk pikuk kota, bening mata sipit mereka adalah pengganti teduh pohon yang ditebang akibat pelebaran jalan. Sementara bayang baliho iklan yang tumpah di badan jalan adalah tempat yang baik untuk berteduh oleh semua pengendara. Ketika lampu hijau traffic light belum lagi menyala. Di sisi jalan lain, suara klakson dan deru mesin kendaraan adalah nyanyian panjang suka cita. Nyanyian tentang bebasnya tubuh dan pikiran dari kungkungan jam kerja. Serupa nyanyian panjang anak-anak gembala yang menuntun kambing-kambing piaran

Obrolan (Bualan) Warungkopi

Image
Kita kabarkan pada orang-orang, warungkopi adalah rumah kedua kita selama ini. Selain rumah pribadi yang kita huni, warungkopi telah menggeser masjid dan meunasah. Dan kita malas mengakui berita buruk ini. Lihatlah, kantor-kantor ditinggalkan oleh para abdi, masjid atau meunasah kehilangan shaf, sementara rumah sekolah telah kosong kursi sebab nihil yang duduki.  Pantat kita telah menyarang di kursi warungkopi. Obrolan yang topiknya kerap terdengar membosankan urai ditingkah sulutan rokok yang telah berganti belasan puting. Sementara satu dua pengemis masuk. Menadah tangan sambil memasang mimik muka derita serupa orang merajuk. Sementara SPG rokok berseragam sexy lagi seronok juga masuk. Mengulur bungkus rokok produk terbaru sembara tersenyum genit. Seolah-olah yang mereka jual sore ini adalah senyum dan suara yang menggoda, dan rokok hanyalah jualan pemancing belaka. Warungkopi tak ubahnya pasar malam. Tempat segala celotehan tumpah ruah. Ada yang tertawa, dan tak sedikit pula ya

Surat Cinta

Aku datang manakala hatimu menolak segala kedatangan. Aku ada ketika otakmu sedang terisi dengan pelbagai ketiadaan. Aku hadir saat benakmu merasa tak penting atas semua kehadiran. Tapi aku bertahan pada kedatangan, sambil meninjau keadaan, sembari mengisi daftar kehadiran. Lantas kububuhi sekadar tandatangan di beberapa tempat sensitive pikiranmu itu. Di hati, otak dan juga benak. Dasarnya, adalah rumit membubuhi tandatangan. Tapi rasa yang terpendam adalah celaka jika tak segera kukerjakan. Itu sebabnya, walau kau risau, aku berusaha tampil memukau selagi tak ada orang lain yang mau menghirau. Boleh jadi kau menganggapku sekadar angin lalu. Tapi aku cukup tahu, lalunya angin adalah hal kecil yang mampu menyibakkan anak rambut yang tumbuh di ujung dahimu. Aku juga tahu lalunya angin adalah perihal paling remeh di dunia ini, namun tetap saja bisa membuatmu mendengus bau sesuatu. Boleh bau baik semisal harum bunga bajik, boleh juga bau buruk seperti anyir bangkai busuk.  A

Sawala Adalah

mulanya nama Akhirnya aku memilih kata sawala sebagai kata awal judul blog ini. Ditambah nama belakangku, maka jadilah blog ini berjudul Sawala Mustafa. Mulanya Simetris Sisi . Namun setelah blog ini bertahan sekitar dua tahunan, beberapa waktu lalu kepuasan batin memakai dua kata itu buyar seketika. Aku tak tahu sama sekali perihal sebab musabab buyarnya puas batin ini. Tak bisa kujelaskan walau memakai pikiran jernih sekali pun. Konon lagi jika ingin menjelaskannya secara ilmiah. Aku mesti angkat tangan tentunya. Menyerah begitu saja. Lantas menggeleng-geleng kepala kalau ditanyakan alasan apakah aku mengganti judul blog yang sudah bertengger untuk waktu bilangan tahun lamanya. Kemudian, demi memancing kepuasan lain atasnya, kupilih nama lengkapku sendiri menjadi judul blog. Celakanya, ini tak bertahan lama. Hanya dalam hitungan minggu, nama pemberian nenekku sekitar akhir April 1984 lalu, terasa tak cocok sama sekali jika harus bertengger di kepala blog. Tentang ini, aku

Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono, dan Retno

Image
 Teatrikal Forum Orangutan Aceh depan Kantor BKSDA Aceh, Mei 2013

Banda Aceh; Suatu Siang Yang Penuh Razia

Image