Sawala Adalah
mulanya nama
Akhirnya aku memilih
kata sawala sebagai kata awal judul blog ini. Ditambah nama belakangku, maka
jadilah blog ini berjudul Sawala Mustafa.
Mulanya Simetris Sisi. Namun setelah
blog ini bertahan sekitar dua tahunan, beberapa waktu lalu kepuasan batin
memakai dua kata itu buyar seketika. Aku tak tahu sama sekali perihal sebab
musabab buyarnya puas batin ini. Tak bisa kujelaskan walau memakai pikiran
jernih sekali pun. Konon lagi jika ingin menjelaskannya secara ilmiah. Aku
mesti angkat tangan tentunya. Menyerah begitu saja. Lantas menggeleng-geleng
kepala kalau ditanyakan alasan apakah aku mengganti judul blog yang sudah
bertengger untuk waktu bilangan tahun lamanya.
Kemudian, demi
memancing kepuasan lain atasnya, kupilih nama lengkapku sendiri menjadi judul
blog. Celakanya, ini tak bertahan lama. Hanya dalam hitungan minggu, nama
pemberian nenekku sekitar akhir April 1984 lalu, terasa tak cocok sama sekali
jika harus bertengger di kepala blog. Tentang ini, aku juga tak cukup punya
alasan sebabnya kenapa.
Aku hanya berpikir,
nenekku, sewaktu mencari nama yang pas lagi baik untukku, tentu telah
mengerahkan segala pikiran, kreatifitas, dan juga pengalamannya tentang
nama-nama. Hingga setelah menghitung-hitung waktu lahirku, seperti jam, hari,
tanggal, bulan serta tahun, beliau telah dengan sempurna mengkombinasikan dua
kata menjadi sebuah nama pada bayi yang baru lahir beberapa hari lalu. Aku kira,
usaha nenekku mengkombinasikan dua kata itu -hingga menjadi namaku sampai saat
ini dan akhir hayat nanti- terjadi sekitar tanggal 25 April 1984. Ini tak lain
mengingat tanggal lahirku sendiri yaitu 19 April 1984. Ah, aku jadi ingat nenek
sekarang ini.
“Dulu, orang-orang di
kampung tak sama seperti sekarang. Untuk menyambut lahirnya seorang bayi,
orang-orang lebih memilih menyiapkan diri dengan baik. Menjaga kesehatan saat
hamil dengan tidak bepergian jauh-jauh walau pun sesekali masih juga mesti
menimba air di sumur, juga menyambut bayinya dengan menyulam popoknya, kain
selimutnya, atau menganyam tikar pandan untuk alas tidurnya. Sekarang, mana ada
lagi seperti itu. Ibu-ibu yang lagi hamil lebih duluan menyiapkan nama bayinya
tenimbang menyiapkan diri dan peralatan yang diperlukan bayi saat melahirkan
nanti. Untuk menyiapkan nama-nama itu pun, anehnya, ibu-ibu giat nonton tv.
Lalu nama-nama artis yang cantik dan ganteng-ganteng dalam sinetron atau iklan
atau tayangan infotainment jadi rujukan untuk nama bayinya nanti,” jelas ibu
suatu kali saat aku menanyakan latar belakang penamaan namaku dengan nama Reza
Mustafa.
Memang untuk ungkapannya itu, aku bangga kalau aku dilahirkan dari rahimnya, yang walau pun sekolah cuma tamatan Sekolah Rakyat tapi cukup kritis melihat fenomena zaman yang tak pernah ditemui semasa gadisnya. Lagi pula, siapa yang tidak bangga dengan ibunya coba?
Memang untuk ungkapannya itu, aku bangga kalau aku dilahirkan dari rahimnya, yang walau pun sekolah cuma tamatan Sekolah Rakyat tapi cukup kritis melihat fenomena zaman yang tak pernah ditemui semasa gadisnya. Lagi pula, siapa yang tidak bangga dengan ibunya coba?
“Yang jelas nama kamu
diberi oleh nenekmu. Bukan saya atau ayahmu,” kata ibu lagi.
Comments
Post a Comment