Posts

Showing posts from February, 2012

Munsyi Menunggu Selagi Ototis Menyerbu

Baiklah, aku menunggumu kali ini. Sekali saja, ya, sekali ini saja. Sebab aku tak suka menunggu. Sama sekali tak suka. Tapi sekali ini tak mengapa. Biarlah aku menunggu. Menunggumu sembari membaca beberapa buku. Toh , aku sedang tak buru-buru. Tetapi menunggu adalah sama juga dengan membiarkan diri menjadi batu. Membatu. Kau tahu, membatu dan menunggu sama-sama membuat keras perilaku? Entahlah, kalau tak percaya. Anggap saja aku sedang mengada-ada. Mengada-ada selagi sibuk membaca. Tapi tahukah kau, membaca dan mengada-ada pernah bertemu di sebuang kampung bernama fiksi? Fiksi, bukan fixi, vixy, atau jenis-jenis kata lain yang ketika dibaca, suaranya sama terdengar di gendang telinga. "Di mana kampung fiksi?" "Kampung fiksi di sana." "Di mana?" "Ya, di sana!" " Koq, nggak ada? Nggak kelihatan dari sini. Dari tempat kita menunggu ini." " Yah , kalau dari sini, ya kagak kelihatan kali. Kampung fiksi itu jauh. Di sebalik gunu

Keluarga Bahagia

di kursi-kursi kedai kopi lama kita tertidur bermimpi dan mendengkur entah apa lagi yang bisa kita ucapkan, ketika orang-orang tua kita hilang harga diri kita hanya bisa menatapnya curiga sambil sesekali mencibirnya dengan bibir monyong setelah benci hinggap di kepala kita dengan sekonyong-konyong. inikah kita? atau, ya, beginilah hidup kita kehilangan orang tua oleh sebab mereka sibuk di kantor-kantor pemerintah dan kantoran swasta sementara kita menyibukkan diri di kedai-kedai kopi sebab kita sudah kadung yatim ketika berada di rumah dan kita temukan orang tua baru di dunia maya facebook adalah umpama orang tua tempat kita meratap sekaligus curhat dan dengannya, sebagai orang tua baru yang mau mendengar segala keluh kesah sesekali kita adu untung dengan   game-game yang dihadiahinya, poker misalnya