Banda Aceh Semalam Suntuk

Antara senja dan subuh yang berpaut jauh, melintas di tengah-tengahnya: Kunang-kunang. Lampu pijar, lampu jalan. Jangkrik. Kepak kelelawar. Kedai kopi Black Jack yang meja belakang dekat rak mie dipenuhi para ronin tanpa katana. Suara burung hantu. Derit ranjang di kamar menantu. Kelakar suntuk pengidap insomnia. Hasrat tak sampai pasangan yang tengah telponan ria. Purnama dibalut mendung. Samar bintang juga gara-gara mendung. Angin dari balik bukit Goh Leumo. Twitter gaduh tentang krasak-krusuk di Casanemo. Seduh bandrek dan gorengan di jembatan Lam Teh. Patroli WH. Sirine ambulans dari arah Lhok Nga. Parkir semrawut bis Anugrah, Sempati Star, Kurnia di badan jalan Mr. Muhammad Hasan-Batoh. Macet di depan Mall Suzuya dan Rumah Sakit Harapan Bunda. Becak berstiker free wi-fi berhenti di Taman Sari. Musang yang nekat nyebrang jalan via kabel listrik. Satpam terkantuk-kantuk di pos jaga kantor Gubernur. Basement Hermes Palace Hotel yang entah masih ada 'live musik'-nya atau tidak. Suara jangkrik lagi. Gita Cell yang patut di ganti nama jadi Behel Cell di Peuniti. Kunang-kunang entah kemana. Bunga sedap malam di sepanjang jalan Sultan Alaiddin Mahmudsyah menguarkan aroma yang semerbaknya mengalahkan seluruh isi botol toko Luzi Parfume beserta cabang-cabangnya dikumpulkan satu. Belasan pasang remaja (banyak juga orang dewasa) saling menyatukan punggung dan dada di atas sepeda motor. Mereka berpapasan dengan patroli WH di Simpang Lima. Rex Peunayong yang jumlah pengemis lebih banyak tenimbang pengunjungnya. Temaram bohlam rumah dinas Wagub dimana Mualem entah menginap di sana atau tidak. Media online yang diurus oleh pendekar tuts keyboard kawakan ternyata hanya bisa memuat berita-berita sampah. Suara jangkrik hilang ditelan suara zikir dalail khairat dari corong meunasah nun jauh di Lam Gurah. Rombongan banci yang keluar cari makan di 'Ne2n Cafe' Simpang Surabaya. Ibu Illiza mengaku sedih. Komen di situs web baru bernama Sulih. Sulaiman Juned sudah jarang update status puisi berujung 'ah' di beranda akun facebooknya. Siamang di karengkeng BKSDA berteriak tiba-tiba. Kelinci bernama Anggita Deborah makan pucuk kangkung di Bivak Emperom. Selebihnya, kau bisa ikuti perkembangannya di akun-akun media sosial bertema positifkan Aceh. Di facebook ada, path juga ada, twitter apa lagi.

Hanya saja yang benar-benar patut kau percaya: Kunang-kunang sudah lama tak keluar malam di Banda Aceh. Banda Aceh aneh? Tidak. Banda Aceh melewati malam-malamnya sekadarnya saja. Semalam suntuk di Banda Aceh hanya merunut *ho malam ba belaka.[]
*Kemana pun malam mengalir, kalimat dalam sepenggal salah satu lirik lagu Amroe & Pane Band.

Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra