River Cruise Melaka
Suatu sore ketika berkesempatan berkunjung ke Melaka, Malaysia. Sendirian saja saya jalan-jalan di seputar kotanya. Melaka, kota yang berjarak dua jam perjalanan darat dari ibukota Malaysia; beberapa tahun lewat masuk dalam daftar UNESCO sebagai kota warisan sejarah dunia. Melaka, kota yang dibelah oleh sungai berair keruh punya warna. Namun usaha pemerintah setempat dalam menarik wisatawan dalam dan luar negeri telah membuat sungai ini menjadi hidup dengan aneka rupa bangunan di pinggirnya. Pada kesempatan yang baik ini, saya menyempatkan diri berjalan di sepanjang pinggiran sungainya. Mendokumentasikan tempat dan suasana dengan kamera seadanya. Terus terang, saya masih amatiran dalam bidang fotografi, tapi tata kota yang rapi menjadi daya tarik didokumentasi. Hasilnya, kalian boleh lihat sendiri beberapa gambar berikut ini:
rollercoaster di kelokan sungainya |
river board1 |
river board 2-3 |
tapak benteng peninggalan Portugis |
hmmmm ... |
casa del rey hotel dari seberang |
replika kincir air jadoel |
boat wisata |
Hmmm... foto-foto di atas hanya sekilasan suasana saja. Hanya dari beberapa sudut pandang saja. Tapi setidaknya dari sini kita melihat kalau usaha pemerintah Melaka dalam memake-up tempat cukup bisa menarik hati pengunjung dari berbagai negara. Salam!
Wahh adem tentrem tuh di melaka :)
ReplyDeleteindah, bersih dan keren semoga bisa diterapkan di desan dan gampong2 kita :)
ReplyDeleteHalo... Kesan pertama dulu di Melake (ucapan Malay)panasnya teruk giler... He3... Tapi sebagaimana kayanya negara jiran kita yg satu itu, memang lanskap sebagian besar bandar-bandar di Malaysia sangat rapi dan teratur untuk ukuran Asia Tenggara. Tapi, ketika saya terbuai takjub dengan betapa civilized-nya negeri orang ini, tiba-tiba teman Filipino saya berujar sarkastik: "artificial!" Saya terenyak. Seraya "agak" mengamininya... Itulan kesan pertama saya selama berkenalan dengan Malaysia.
ReplyDelete