Surat Terbuka Untuk Anggota Dewan Pidie Jaya Yang Telah Sudi Berkelahi

Tuan-tuan!

Selamat siang. Maaf tidak ada mukaddimah dan doa sehat wal afiat sekali ini. Tapi terima kasih banyak tentu saja buat Tuan-tuan di sana. Terima kasih telah menghangatkan kembali nama Pidie Jaya setelah lama tak berkutat jadi headline berita. Ini membuat kami yang jauh semakin rindu kampung. Terima kasih sekali lagi. 

Lagi-lagi banyak terima kasih atas baku hantam itu. Ini membuktikan Tuan-tuan yang telah jadi anggota dewan ternyata masih sama dengan kami. Tidak berubah wujud dan masih bisa kami anggap manusia. Kelahi itu manusiawi. Hal biasa dalam kehidupan sehari-hari. Kelahi adalah jalan terbaik mengetes fungsi tidaknya saraf emosi seorang manusia. Dan kemarin, Tuan-tuan telah membuktikannya emosi Tuan-tuan masih berjalan sebagaimana mestinya. Ini berita baik. Setidaknya kalian tidak perlu bersusah payah berurusan dengan ahli saraf suatu hari nanti. Setidaknya kelahi kemarin itu bisa masuk dalam riwayat kesehatan kalian bahwa saraf emosi, saraf adrenalin Tuan-tuan masih tetap berfungsi.

Sekarang, kami sangat berharap, kelahi Tuan-tuan tidak sekali episode saja. Harus bersambung seperti film Eumpang Breuh atau sinetron Cinta Fitri. Sebab, agak tanggung jika setelah sedikit keluar darah, Tuan-tuan sudah saling menyerah. Itu tidak jantan namanya. Agak terasa 'terujung' pula kalau Tuan-tuan langsung khilaf, dan saling bersambut maaf. Maaf urusan nanti. Lagi pun, Benjamin Franklin, pesohor Amerika yang telah lama meninggal dunia itu pernah bilang, "Orang yang pandai meminta maaf, jarang sekali pandai melakukan hal lain." Nah, Tuan-tuan tentu tak ingin disebut bangai (baca: dungu) kan?

Baiknya jangan ada dulu kata maaf. Jangan. Jangan buru-buru insaf. Itu tidak baik bagi nama Pidie Jaya. Tidak baik juga bagi kami yang telah bertekad ingin belajar cara berkelahi dari Tuan-tuan. Atau kalau boleh kami beri saran, setelah Tuan-tuan diklaim sembuh dari perobatan, turunlah ke sekolah-sekolah. Kasih murid-murid sekolah simulasi berkelahi barang sebiji dua biji jurus. Tapi sebelumnya, Tuan-tuan bahas dulu simulasi berkelahi ke sekolah-sekolah itu jadi program tahunan pemerintah Pidie Jaya yang nantinya bisa menyerap anggaran. Tentu saja.

Tuan-tuan, selamat siang! Tolong berkelahilah lagi. Jangan berhenti. Saraf ketawa kami sudah lama mati. Hihihihi...

Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra