Belajar Menggambar Lagi

Muka Siblah, medio Agustus 2012, atas kertas A4 pake pulpen merk Pilot
Sejatinya saya ini bukanlah seorang yang benar-benar bisa menggambar. Tidak percaya? Kau boleh cek setiap postingan berlabel belajar menggambar di blog gulee rampoe  ini. Gambar yang (menurut saya) sukses menjadi sebuah gambar, kerap terlihat seperti itu-itu saja. Goresannya menoton. Arsirannya juga. Objeknya apa lagi. Tapi apa boleh buat. Setiap hasil goresan atau arsiran atau objek yang tergambar seperti itu melulu, saya selalu merasa harus berperang dengan diri sendiri saat ingin mengambil kesimpulan apakah gambar yang menurut saya sukses itu bisa diupload untuk dinikmati publik. Atau sebaliknya?

Maka di sinilah, di lain waktu saya kembali merasa, percaya diri itu menampakkan fungsi aslinya. Kadang-kadang sikap pede itu memang penting. Kasarnya, ketika perang dalam diri sendiri seperti yang saya jabarkan di alinea pertama belum juga ingin saling berunding di meja damai, sifat tebal muka kerap menjadi pengambil keputusan utama kapan perang harus segera diselesaikan. Contoh bagaimana sifat tebal muka itu bekerja? Ya, seperti apa yang kau lihat di samping kiri tulisan ini.[]


Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra