Sahur Di Aceh Pada Masa DOM dan Huzun-nya Orhan Pamuk

source: kippas Dulu, sekira terhitung belasan tahun lalu, pernah kita merasakan suatu sahur yang payah. Sahur-sahur yang latah oleh sebab letus peluru. Kita menjalaninya dengan khusyu' sambil tak pernah lepas merapal do'a agar selamat hidup di dunia hingga mati dengan cara yang sewajar-wajarnya. Bukan mati di ujung moncong senjata. Bukan mati karena degup jantung berlebihan seusai disepak tulang kering dengan sepatu lars tentara. Sahur-sahur seperti itu adalah sahur yang tak pernah diterka oleh olah pikir siapa pun. Tak pernah juga diharapkan oleh benak seseorang yang benar-benar manusia.