Seks dan Tragedi
SEKS hadir seiring Adam diciptakan Tuhan di surga. Kemudian ia berkembang seiring manusia terdampar hidup dan beranak-pinak di dunia. Maka konflik pun bermula. Timbul tenggelamnya sebuah kebudayaan tidak mempengaruhi seks untuk hilang dengan serta merta. Zaman kuno sampai zaman modern kontemporer sekalipun, seks tak pernah raib. Sebab tak ada seorang pun yang membantah, pentingnya seks adalah sebagaimana pentingnya udara. Seks punya catatan penting dalam motif kekuasaan. Tragedi Habil dan Qabil contohnya. Tak bisa ditentukan siapa yang salah dalam fakta begitu rupa. “Ironinya, ada yang mati agar ada yang hidup. Kita dapat mengatakan, kemaluan sepenuhnya berdiri di balik tragedi itu,” tulis Aslan Abidin dalam bukunya Bahaya Laten Malam Pengantin. Dalam hal ini otoritas religi mengambinghitamkan iblis atau syaitan. Menurut Aslan, saat dapat tuduhan, iblis berkelit: “Oe, jangan asal tuduh. Saya hanya menjelma ular dan gagak, semata sebagai penyedap cerita.” Intinya Aslan A...