Paul 'Gazza' Gascoigne, Si Pemabuk yang Menangis

source: forzainterforums.com
http://sanford-soccer-net
Entah sejak kapan Gazza disemat menjadi nama panggilannya? Tak ada yang tahu. Yang jelas, sejak lahir di dunia, ia diberi nama Paul John Gascoigne oleh dua orang tuanya. Ia lahir tanggal 27 Mei 1967 di kampung Gateshead, Kecamatan County Durham - Inggris. Begitu data yang tertera di wikipedia, yang tentu saja sesuai dengan data sensus penduduk atau kartu keluarganya di negara Britania sana. Ini orang adalah salah satu pesepakbola dunia. Memulai karir sepakbola profesional di salah satu klub tenar Liga Inggris, Newcastle United, tahun 1985, Gazza menjadi salah satu ikon sepakbola pada masanya. 
Paul Gazza punya banyak kelebihan. Selain punya kelebihan mengolah si kulit bundar, hingga namanya tercatat di beberapa klub besar Liga Eropa, seperti: Newcastle United, Totentham Hotspur,  Lazio, Everton; ia punya kelebihan lain di luar lapangan. Paul Gazza dikenal sebagai salah satu pesepakbola bertemperamen tinggi. Kebut-kebutan di jalan dalam keadaan mabuk berat adalah kelebihannya yang lain. Karenanya Gazza beberapa kali 'dilirik' pejabat pengadilan. Dan tentu saja bukan dilirik untuk dijadikan calon PNS pengadilan negeri. Bukan. Tapi 'dilirik' untuk dikasih hukuman berat atau ringan. Namun seberapa pun banyaknya lirikan pengadilan ini tidak membuat Gazza kapok. Malah ia pernah kegandrungan dengan obat-obatan terlarang. Begitu dilansir beberapa situs berita olahraga.

Gazza memang pesepakbola unik. Selain suka mabuk-mabukan ia juga suka main perempuan. Pernah ia diwawancarai tentang perkara ini oleh sebuah media massa. Tapi ini bukan perkara terlalu penting saya rasa. Sebab, masalah birahi, hampir setiap orang punya kebiasaannya sendiri-sendiri. Paul Gazza pernah menangis. Paul Gazza menangis? Ya, ia menangis di lapangan bola. Ini terjadi tahun 1990 di Italia. Di kota Turin, tempat bermarkasnya klub Juventus. Paul Gazza menangis ketika mendapatkan kartu kuning, yang membuatnya miss next match jika mereka menang melawan Jerman Barat pada semifinal Piala Dunia. Nyatanya, pun Gazza, si pemain bengal itu menangis sedu sedan, negaranya kalah pula. 
Terakhir, Paul 'Gazza' Gascoigne adalah pesepakbola jagad yang tak pantas dilupa begitu saja. Ia besar dengan sepakbola, dan sepakbola Inggris, boleh jadi juga besar dengan ada dia salah satunya. Setidaknya dengan berbagai ulah perilaku bengalnya.

Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra