Posts

Zulham Yusuf & Hal-hal yang Belum Selesai, Semacam Bagaimana Menangkal Sepinya Hidup Tukang Desain

Image
Poster acara Komunitas Kanot Bu, garapan Zulham. "Desain grafis itu ibarat warteg (warung tegal). Selama orang-orang di Pulau Jawa masih punya kehendak makan. Selama itu pula bisnis warteg akan tetap berjalan." *** Zulham Yusuf itu anak muda kebanyakan. Seorang sarjana ilmu komunikasi, yang kerap, hanya karena melihat fisiknya orang-orang akan mengira ia masih anak ingusan. Tapi yakinlah ia adalah kebalikan dari anggapan seperti itu. Sebab selain memang sudah sarjana, karya-karyanya cukup membuktikan namanya patut diperhitungkan dalam dunia desain grafis. Lahir di Matang, Kabupaten Bireuen, sejak masih di bangku SMA, Zulham sudah mendalami tata letak perwajahan sebuah produk media atau adverstising . Aplikasi-aplikasi desain semacam Corel Draw dan Adobe Photoshop ia mamah secara otodidak. Tanpa sekali pun mengikuti kelas-kelas pengembang skill dan bakat yang cara transfer ilmunya dicicil pelan-pelan layaknya seorang maha pelit saat bayar hutang. Pelajaran o

Fakhurradzie Gade, Sebuah Obituari

Image
Suasana Pemakaman Alm. Fakhurradzie Gade.|Doc. Husaini Ende Pertemuan dan kebersamaan itu fana. Sementara kenangan yang tercipta darinya adalah kefanaan dalam bentuk lain yang kadarnya di ambang abadi. Pelan-pelan menghilang ketika masing-masing pelaku kenangan itu tiba pada titik ajal yang datangnya tak pernah diketahui. Lalu ketika perpisahan datang tiba-tiba dan kemudian usai begitu saja, kita sadar bahwa ingatan adalah tumpukan layer-layer kenangan yang kian hari kian meninggi. Yang ketika menemukan hari di mana seorang teman atau siapa pun yang pernah bersama kita meninggal dunia, kita mencoba menggali kembali layer kenangan di antara tumpukan yang meninggi itu. Aceh, khususnya dunia jurnalistik Aceh, kehilangan seorang jurnalis terbaiknya dua hari kemarin. Pada Jum'at malam, 11 November 2016, sekira pukul 23.00, Fakhurradzie Gade meninggal dunia di RS Pertamedika Banda Aceh setelah sehari sebelumnya sempat dirawat di sana. Banyak orang meratapi kepergiannya yang pula

Secangkir Peradaban di Kopi Pancong

Image
Doc. Morenk ADA banyak frasa berkenaan dengan kopi. Salah satu yang paling mendunia dan kerap terpajang dalam bentuk poster di kedai kopi atau cafe-cafe adalah,  “Life begin after coffee.”  Tapi sederet kalimat yang tertera pada sebuah banner dekat meja kasir kedai kopi itu terbaca lain dari biasanya. “Semua boleh kau rampas. Tapi tidak secangkir peradaban dalam genggaman ini!” Di dinding sebelahnya terpampang pula sebuah  backdrop  merah menyala dengan kalimat, “HANYA SATOE KATA, TOEBROEK!” Dua kalimat itu terpajang dalam bentuk  banner  dan  backdrop  di sebuah kedai kopi yang berlokasi sudut lantai dasar Tower Gaharu, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Kopi Pancong nama kedai kopi itu. Terletak persis di sebuah pojok menyatu dengan dinding tower apartement. Dengan ruang terbuka yang atapnya berupa kanopi bergaya minimalis, kedai kopi ini menghadap taman kecil. Meja dan kursi bagi pelanggan ditata dalam formasi empat deret berhadap-hadapan menghadap atau membelakangi

Sopir Nyentrik dan Gosip Para Perempuan Tentang Profil Calon Gubernur Aceh Kedepan

Image
Dalam angkutan umum Minibus L.300 jurusan Banda Aceh-Lhokseumawe. Penumpang penuh. Dua orang perempuan di samping sopir, tiga orang perempuan di jok belakang sopir, dua perempuan dan satu laki-laki di baris ketiga. Saya bersama satu penumpang laki-laki lainnya duduk di jok paling belakang. Aku menumpangi mobil ini saat pulang ke Meureudu akhir Januari lalu. Ini mobil penumpang yang mangkal di terminal angkutan umum antar kota dalam provinsi di Batoh, Banda Aceh. Mobil yang kutumpangi adalah salah satu mobil yang tergabung dalam perusahaan jasa angkutan CV. Mandala. Setidaknya inilah yang tertulis dengan stiker putih di bagian atas kaca depannya. Sang sopir adalah seorang pria setengah baya. Agak nyentrik untuk ukuran sopir L.300 yang sering kutemui ketika bolak balik Banda Aceh-Meureudu atau ketika aku bepergian ke daerah-daerah lain di Aceh. Minibus L.300 adalah satu-satunya jenis mobil penumpang alternatif yang menjangkau seluruh kabupaten kota di Aceh. Si sopir yang

Home Stay Murah di Yogyakarta

Image
Sudah terkenal sebagai salah satu pusat destinasi wisata Indonesia, mencari penginapan di Yogyakarta adalah perkara gampang. Tinggal rogoh kocek kau boleh pilah pilih tempat bermalam, mandi, ganti baju dan gosok gigi sesuai selera. Mau yang selera bagaimana pun, semua tersedia di hampir setiap sudut kota. Hotel, losmen, dan  home stay  bertebaran di mana saja. Bagi yang kocek pas-pasan, barangkali penginapan bertarif Rp75 - 150 ribu per malam adalah pilihan yang memungkinkan. Dan Home Stay Yogyakarta adalah salah satu pilihan. Terletak persis di pinggir jalan Parangtritis, No. 106,  home stay  ini merupakan penginapan sederhana yang cocok untuk para  backpackeran  atau para pendatang yang ingin sedikit berhemat dalam perjalanan. Per malam, satu kamar dibanderol Rp125 ribu. Ini kamar sederhana tanpa fasilitas  air conditioning  (AC) kecuali hanya dilengkapi dengan seperangkat kipas angin yang menempel di loteng kamar. Kipas angin yang ketika dihidupkan akan terlihat seperti bali

Jakarta-Bandung Dengan Cititrans

Image
Ada banyak cara menuju Bandung, sebagaimana banyak jalan pula menuju ke sana. Dari Jakarta, kau bisa menggunakan pelbagai fasilitas angkut seperti bus, mobil travel, kereta api, dan juga pesawat terbang. Kesemuanya menjanjikan jasa angkutan yang memungkinkan kau menjauhi niat ekstrim untuk bepergian Jakarta-Bandung dengan bersepeda seorang diri atau jalan kaki bersama istri. Dengan beragam jenis angkutan publik itu, kau tinggal pilih. Jika dalam keadaan terburu-buru, barangkali pesawat terbang adalah pilihan. Tapi kereta api dan bus boleh jadi alternatif termurah yang memungkinkan kau seperti masuk dalam sebuah perjalanan yang serba tergesa-gesa. Jauh dari kesan santai. Antri di terminal atau peron, berdesak-desakan dengan penumpang lain di kabin bus atau gerbong adalah keadaan yang telah dijanjikan sejak lahirnya jasa angkutan di dunia ini, dan kau mau tidak mau mesti menghadapinya dengan berlapang hati. Barangkali keadaan santai, nyaman dan ekslusif adalah celah yang deng

DN Ibnoe Hadjare

Image
Droeneuh Nyan Ibnoe Hadjare. Frasa ' Droeneuh Nyan (DN) '  adalah penggambaran dari sebuah lakap penghormatan sekaligus ketakziman mendalam. Frasa ini setingkat dua tingkat melebihi frasa sanjungan (kau boleh menyamadengankan kata ini dengan kata jilatan) semisal Paduka Yang Mulia (PYM), yang kepopulerannya sezaman dengan peletakan batu pertama bangunan megah tepi jalan Sukarno-Hatta yang belum selesai-selesai sebab kemacetan anggaran di Lampeuneurut sana. Dan adalah meusoe-soe sinyak  yang layak menyandang lakap DN ini. Tidak Muhaddzier Maop, tidak juga Muhajir Pemulung. Apalagi sosok berinisial M lain yang lebih dulu ketiban gelar PYM itu. Sungguh tidak pantas sama sekali.