Belajar Menggambar

Judul: Sedang Membelakangi, Pake Pensil harga Rp1.500, pulpen dan cat pensil (dua terakhir lupa harga)
Pertanyaan pertama sebelum belajar menggambar mulai, barangkali begini: Untuk apa menggambar? Atau boleh jadi juga, samakah menggambar itu dengan bercinta? Dalam postingan ini, saya tak berkeinginan menjawabnya karena saya memang tahu jawabannya apa. Kenapa sampai tak tahu menjawab? Jawabannya: tak tahu. Maaf.

Menggambar bagi saya hanyalah bersoal bagaimana memanfaatkan ruang yang kosong untuk dipenuhi dengan pelbagai objek. Boleh objek ghaib, semi ghaib, atau objek yang tak bisa disebut objek sekalipun. Bingung? Sama. Saya juga bingung. 

Definisi menggambar bagi saya adalah bagaimana mencurahkan sengkarut saraf imajinatif dalam kepala menjadi pelbagai bentuk guratan mata pena. Boleh juga mata kuas, mata pensil, dan sangat tidak boleh digurat dengan mata telanjang. Tidak mungkin soalnya. Kemudian itu guratan bisa dinikmati secara kasat mata walau pada tahapan berikutnya banyak orang mesti menggunakan alat bantu serupa ilmu nujum untuk mendalami maknanya. 

Namun hal yang paling mendasar, yang menurut saya sangat perlu disampaikan di sini adalah, bahwa sejatinya saya sangat tidak tahu menahu dengan dunia gambar. Saya tidak tahu spesifikasi gambar, apalagi seluk beluknya atau sampai ke sekte-sekte aliran gambar segala macam. Apalagi kalau disuruh tunjuk mana karya Monet, atau aliran apa buah tangannya seorang Wassily Kandinsky, atau apa konsep gambarnya Jean Michel Basquiat? Otomatis saya angkat tangan. Saya tak tahu itu semua.

Kelak jika pun ada yang bertanya, kalau tidak tahu seluk beluk menggambar tapi kenapa ada ilustrasi gambar saya dalam postingan? Ini lain ceritanya. Sebenarnya saya sedang belajar menggambar. Sudah sangat lama proses belajarnya. Dan sambil menunggu-nunggu sampai benar-benar jadi seorang terpelajar dalam menggambar, saya uploadlah beberapa gambar.[]



Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra