'Mabok Halal' Ala Kopi Aceh

"Di Aceh tak ada minuman halal lain yang bikin pening alias mabok kecuali kopi. Yang haram tapi bikin mumang? Ada, dan saya tak bilang banyak. Kalau mau dicari Ie Jok Masam salah satunya."

Ini kali kesekiannya saya minum kopi. Kalau dihitung-hitung barangkali telah ribuan kali saya minum kopi selama hidup di Banda Aceh. Kalau mau dihitung-hitung lagi, mungkin saya adalah salah seorang pecandu kopi diantara jutaan pencandu lain yang ada di Aceh. Setelah tsunami menghumbalang (memakai kata khas Reza Idria) bumi Serambi Mekah ini, kopi menjadi salah satu produk halal lokal yang paling di cari oleh siapa saja yang menjejakkan kakinya di sini. Saya katakan produk halal lokal, sebab di sini, ada produk haram lokalnya juga tersedia, dan termasuk dalam salah satu barang the most wanted di seluruh dunia. Mau tahu apa? Jawabnya: Ganja!

Tapi sekali ini, saya tidak ingin mengulas ganja. Kecuali produk ini sudah dicap haram oleh negara, sekarang ini untuk mendapatinya juga mesti kucing-kucingan dengan pihak berwajib. Ribet sekali tentunya.

Maka: adalah kopi yang ingin saya ulas pada kesempatan ini. Kenapa kopi?

Alkisah, malam ke-14 bulan Ramadan 1434 Hijriah atau bertepatan Senin malam 22 Juli 2013 Masehi, tibalah saya dengan seorang teman ke Zam-zam Coffee Shop di bilangan Batoh Banda Aceh. Tepatnya di Jalan Mr. Muhammad Hasan berseberangan dengan Showroom Toyota PT Dunia Barusa. Sesampai di sini, perhatian saya terpancing pada dua buah poster yang terpajang di dinding. Poster ala Eropa. Poster yang saya yakin tidak dijual di toko asesoris di Banda Aceh.
Lantas, setelah menikmati dan mendapat jawaban dari pemilik Zam-zam Coffee Shop, Nurdin KH, bahwa dua poster tersebut dibawa oleh adik iparnya dari Prancis, perhatian saya berpusat pada suguhan sesokli Espresso Kopi Luwak Arabica Gayo. Dan di sinilah bermulanya kisah.

Saya dan sang teman menikmati kopi tersebut dengan menyeruput. Tidak sekali tenggak. Selain biar tak cepat habis, untuk menenggaknya pun kami tak sanggup. Leumak campur pahit rasanya. Jika anda pernah makan daun pucuk kates yang direbus, mungkin bayangan rasanya tak jauh beda. Namun, pahit plus leumak yang sebutkan tadi, susah saya deskripsi kecuali anda sendiri yang mencobanya.

Sekali seruput, untuk menghilangkan rasa pahit di lidah, tiga potong kecil gula aren memang sudah disiapkan untuk antisipasi. "Gula aren memang cocok digigit sedikit-sedikit saat minum espresso. Apalagi espresso kopi luwak," sebut Nurdin KH.

Pun pahitnya kentara, ini kopi memang memancing untuk diseruput kembali. Konon lagi kalau rokok telah tersulut. Kopi minta diseruput lagi, lagi dan lagi. Sambil ngobrol ngalor ngidul, sambil sesekali larak-lirik saat beberapa gadis manis mengisi meja sebelah, tak terasa sudah dua jam saya dan sang teman menjejakkan pantat di kursi stenlis Coffee Shop ini. Pas ngajak angkat kaki, si teman bilang, "Sebentar. Aku pening. Keras sekali ini kopi. Kayak habis minum 4 botol bir saja rasanya."

Saya terbahak. Nurdin KH, pemilik warung yang duduk menemani kami ngopi pun ikut terbahak. "Itu belum saya suguhin Arabica Bean Age 2 Years atau 4 Years ya," kata Nurdin KH. "Binatang apa pula itu Pak?" tanya saya.

"Hahaha... Itu kopi khusus yang telah disimpan selama beberapa tahun. Di sini ada yang telah disimpan 2 dan 4 tahun. Kalau di Eropa punya anggur yang disimpan sekian tahun, kita di Aceh sebagai penghasil kopi terbaik dunia dengan Kopi Gayo-nya juga bisa berbuat seperti itu. Kopi dengan biji-biji pilihan yang telah disimpan bertahun-tahun, yang semakin lama disimpan makin yahud rasanya dan makin hebat pula harganya," jelas Nurdin antusias sambil terkekeh-kekeh.

"Mau tahu rasanya? Nanti kalau kalian sempat ke Italia, saya kasih alamat pemesan biji kopi Arabica Bean 2 atau 4 Years yang tiap tahun kita kirim kesana. Kalian boleh tanya sama mereka," sambung Nurdin lagi setengah berkelakar disambut tawa saya dan teman.

"Tapi beneran. Saya pusing ni, Pak!" kata teman.

"Minum air putih saja dulu biar netral. Yang jelas, minum kopi ini boleh pening, tapi perut tak akan kembung atau apa," jawab bapak asal Gayo yang punya pekerjaan tetap sebagai guru sekolah menengah ini.

Mendengar pengakuan teman yang pening hanya gara-gara minum kopi, saya jadi geli sendiri. Setidaknya ini jadi pengalaman yang kesekian kalinya saya mendapatkan kopi punya efek serupa ie jok masam, anggur, bir, atau jenis minuman keras yang lain. Dalam hati, saya berkesimpulan:

"Hmmmm... Kayaknya boleh juga nih promosiin mabok secara halal ala Kopi Aceh ke dunia luar."


Nb. Foto paling atas jepretan Alfiansyah Oxcie. Di bawahnya, jepretan saya sendiri dengan cameranya Oxcie.

Comments

  1. di sidoarjo juga ada kopi aceh gini mas, kruwel namanya :D

    berhubung tidak pecinta kopi jadi yaa ndak begitu demen main ke sana :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra