Kurator Lukisan Adalah

source: senirupa
Mungkin kita tak pernah bisa mengerti bagaimana bentuk otak seorang pelukis. Entah bagaimana pandangan kasat mata bisa diterjemahkannya dalam sebuah lukisan yang tak kalah nyatanya dengan apa yang pernah kita pandang dengan mata telanjang. Inilah yang disebut sebuah keahlian. Dan di berbagai negara sebagaimana penduduk bumi di belahan dunia lainnya selalu menyisakan tempat bagi setiap perupa untuk terus berkarya.

Menerjemahkan lukisan dalam kata, bagi kita yang awam, adalah sama halnya dengan seorang bocah yang mencoba membaca koran dalam keadaan serba gesa. Tapi ini tentu saja tidak berlaku bagi seorang kurator lukisan ulung. Seorang yang hampir saban waktu mendelikkan biji matanya untuk lukisan-lukisan yang ada dan kemudian menerjemahkan itu lukisan dalam sebuah bacaan yang mengasyikkan adalah seseorang yang telah diilhami otak mumpuni walaupun hanya sekadar untuk menangkap isi hati si pelukis itu sendiri.

Disebutkan dalam banyak kisah bahwa menjadi seorang kurator bukanlah pekerjaan mudah. Ia tidak hanya sebagai seseorang yang mencoba menerka-nerka arah pemikiran seorang pelukis melalui karyanya. Ia adalah seseorang yang mempunyai ilmu tentang sejarah panjang seni rupa, akar budaya, sampai anutan filsafat suatu daerah si pelukisnya. Kuratorlah yang menyeleksi sebuah lukisan layak pajang atau tidak dalam sebuah pameran. Kurator hadir tak hanya untuk memuja-muji sebuah lukisan. Dengan kemampuan dan pengetahuannya, ia juga bisa ada sebagai seorang tukang kritik bagi seorang pelukis atas karyanya. Ia bisa menjadi tempat berbenah diri bagi seorang pelukis.

"Benefit Supervisor Sleeping", L. Freud.
Kurator lukisan adalah seseorang yang dalam kepalanya dipenuhi saraf-saraf ide. Ia harus melampui batas-batas pemikiran seorang pelukis sehingga ia bisa mengkonsepkan sebuah tema pameran. Ia tidak hanya pandai oral, tapi ia harus bisa mengorganisir karya-karya pelukis dalam sebuah tema yang bisa diterima publik dalam sebuah acara seni rupa. Sebab, dengan argumen-argumennya yang sederhana dan bisa ditangkap kepala awam, konsep yang ada dalam sebuah lukisan mampu diserap publik. Karenanya, kurator itu penting. Kalau tidak, mungkin dunia masih bingung tentang bagaimana bisa lukisan bergambar seorang wanita gemuk yang sedang tiduran di sofa tanpa busana karya Lucian Freud terjual dengan harga belasan poundsterling di New York sana.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra