Masalahnya Kita Tak Pernah Benar-benar Punya Masalah

patutlah kukata tak ada
masalah di dunia. sebab kita
terlahir oleh musabab canda tawa.
juga bersebab lenguh pelan dua orang
tua saat masih menumpang tidur di rumah
mertua. dan mertua tak pernah memasalahkannya
kecuali makin giat membawa pulang makanan bergizi
untuk disantap sang menantu ketika siangnya. kelak kita
terlahir dengan tangisan suka cita. kelak kita terlahir dengan
ucapan dan selamatan sampai tetangga kekenyangan tanpa bisa berkata apa.

patutlah kukata tak ada
masalah di dunia. pun ketika
kita tumbuh besar, masalah hanya
ada ketika sesuatu yang telah kadung
besar tak punya tempat unjuk gigi untuk
sekadar memberi bukti betapa telah demikian
besarnya yang kita punya, yang kerap tanpa diduga
bisa menggelapar sendiri tanpa terkontrol serupa beban
di ketinggian yang jatuh oleh sebab putus katrol. kau tahu masalah itu apa?

ya itu dia. masalahnya kita tak pernah benar-benar punya masalah. tak celaka. tak mengapa. sebab celaka tak lebih penting tenimbang bagaimana memahami masalah dan menempatkannya sesuai akal pikiran yang waras, dengan kadar sewaras-warasnya kata waras. sebab celaka tak lebih penting tenimbang bagaimana memanajemenkan kata masalah agar ia benar-benar jadi atau layak disebut masalah hingga kita tak pernah kepikiran lari dari itu masalah. kata orang bijak, masalah adalah alat mendewasakan pikiran hingga pada titik tertentu ia mengaku akan kebesaran Tuhan. Itu makanya, orang bijak juga bilang masalah adalah anugerah. Maka tak ada yang salah dengan masalah. Atau lebih praktis lagi selama ada tekad menghadapi dengan ikhlas hati, anggap saja tak pernah adalah masalah ketika hidup di bumi. Agar para syaitan bingung, agar malaikat mengulum senyum.

Comments

Popular posts from this blog

Stratifikasi Sosial Dalam Sosiologi - Bag. I

Review Buku Melukis Islam Karya Kenneth M. Goerge

Orasi Sastra Remi Sylado Pada Acara Napak Tilas Rendra